TATA GUNA LAHAN
KECAMATAN
SEMARANG TIMUR
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyusun laporan Survei Tata Guna Lahan ini dapat
terselesaikan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan
survei
ini merupakan salah satu tugas yang harus diseleseikan dalam rangka memperdalam
pengetahuan Taruna/i mengenai Sistem Tata Guna Lahan dan Transportasi.
Pada
kesempatan ini kami perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1.
Bapak ...... selaku dosen yang mengajarkan mata kuliah Sistem Tata Guna Lahan dan Transportasi.
2.
Semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik secara materi maupun nonmateri sehingga pembuatan laporan persiapan survei ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dalam
penulian laporan ini,
penulis berusaha semaksimal mungkin agar memperoleh hasil yang memuaskan. Namun
demikian, masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam hal kemampuan kami
maupun adanya penunjang buku-buku yang kurang dalam hal pemberian informasi
mengenai survei
tersebut.
Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf apabila terdapat
kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan laporan kami dan penulis berharap
adanya saran saran
dan kritik yang bersifat membangun yang bertujuan memperbaiki laporan yang saya susun ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, sehingga
bahan dalam menambah wawasan berpikir dalam melaksanakan tugas dalam
peningkatan untuk Tata Guna Lahan.
Semarang, 27
Oktober 2020
DAFTAR
ISI
D. Sistematika Penulisan Laporan
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN SURVEI
B. Kondisi Tata Guna Lahan Kecamatan Semarang Timur
A. Analisa Kondisi Tata Guna Lahan di Kecamatan Semarang Timur
B. Analisa Bangkitan dan Tarikan Di Kecamatan Semarang Timur
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu kota sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatan masyarakat
dalam suatu wilayah tertentu.Dari tahun
ke tahun, pertumbuhan penduduk semakin meningkat.Pertumbuhan masyarakat yang
semakin meningkat ini menyebabkan bertambahnya kebutuhan masyarakat.Kebutuhan
masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi 3 kebutuhan pokok utama yakni kebutuhan
sandang, pangan, dan papan.
Kebutuhan papan atau kebutuhan akan
hunian bagi masyarakat kini semakin meningkat. Hal ini menyebabkan para
investor berkeinginan untuk menyumbangkan investasi sebanyak mungkin yang dijalankan untuk sebuah proyek
perumahan atau hunian masyarakat. Lahan kosong atau areal persawahan yang kini
telah disulap menjadi sebuah lokasi hunian telah meningkat drastis. Tidak
berhenti sampai disitu, pembangunan hunian masyarakat tentunya akan memunculkan
pembangunan dari sektor yang lain mengingat kebutuhan masyarakat sangatlah
beragam. Contohnya seperti meningkatnya pembangunan pertokoan, rumah sakit,
pasar, tempat ibadah, sekolah yang juga dibutuhkan oleh masyarakat dalam
menjalani kehidupannya.Pembangunan tersebut harus disesuaikan dengan tata ruang
dalam wilayah sehingga pola pengembangan wilayah dapat terwujud dan berjalan
dengan baik sehingga tidak memunculkan masalah bagi masayarakat kedepan seiring
dengan berkembangnya zaman.
Pembangunan yang semakin meningkat akan
memunculkan pola-pola pergerakan masyarakat dalam suatu wilayah. Hal ini akan
memicu permintaan masyarakat terhadap adanya kebutuhan transportasi untuk
mengantarkan mereka pada tempat tujuannya masing-masing. Masyarakat membutuhkan
aksesibiltas dan mobilitas yang tinggi guna mendukung pemenuhan kebutuhannya.Disinilah
peran ketersediaan sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk
mendukung perkembangan suatu wilayah. Semakin terpenuhinya kebutuhan serta
fasilitas sarana prasarana transportasi akan meningkatkan mobilitas penduduk
yang akan berimplikasi terhadap tercapainya tujuan dari masing-masing individu
dalam memenuhi kebutuhannya.
Melalui survei ini akan diperoleh data yang berkaitan
dengan pola tata guna lahan dalam wilayah studi beserta pola pergerakan
masyarakatnya. Hubungan antara keduanya akan memunculkan kebutuhan terhadap
sarana dan prasarana transportasi. Diharapkan dari data yang akan diolah dapat
dijadikan bahan referensi dan evaluasi untuk pengembangan tata guna lahan dalam
wilayah studi.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud
dari pelaksanaan Survey Tata Guna Lahan ini yaitu untuk mengetahui
pola penggunaan lahan di wilayah studi beserta wilayah
terbangunnya serta mengetahui permasalahan-permasalahan transportasi yang
timbul akibat hubungan timbal balik antara tata guna lahan dan sistem
transportasinya
Tujuan
dari pelaksanaan Survey Tata Guna Lahan ini yaitu untuk mengetahui perubahan dan perkembangan dari pola Tata Guna
Lahan atau land use di wilayah studi, serta mengetahui daerah bangkitan dan
tarikan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang tepat pada sistem transportasi
di masa yang akan datang.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup wilayah yang saya teliti adalah wilayah Kota Semarang, terletak pada Kecamatan Semarang timur sebagai
wilayah studi dalam survey ini.
D. Sistematika Penulisan Laporan
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Maksud
dan Tujuan
C. Ruang
Lingkup
D. Sistematika
Penulisan Laporan
BAB
II :
METODOLOGI
A. Metode
Survei
B. Metode
Pengumpulan Data
BAB
III
: PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN SURVEY
A. Persiapan
Survei
B. Peralatan
Survei
C. Pelaksanaan
Survei
D. Metode
Pengumpulan Data
BAB
IV : GAMBARAN UMUM
A. Profil
Daerah Studi
B. Kondisi
Tata Guna Lahan Kecamatan Semarang Timur
C. Transportasi Daerah Studi
BAB
V :
ANALISA DATA
A. Analisa Kondisi Tata Guna Lahan
B. Analisa
Bangkitan dan Tarikan
C. Masalah
Tata Guna Lahan
D. Analisa Zona Lalu Lintas
E. Perencanaan
Wilayah
BAB
VI
: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB
II
METODOLOGI
A. Metode Survei
Survey yang telah kami
lakukan yaitu dengan cara melakukan pengamatan di lapangan kemudian
membandingkannya dengan data sekunder yang telah kami dapat dari kelurahan dan
kecamatan setempat. Jika terdapat perubahan tata guna lahan yang dalam ruang
lingkup wilayah studi, maka kami akan memberi tanda pada peta yang ada kemudian
melakukan pengambilan gambar pada perubahan lahan yang dimaksud.
B.
Metode
Pengumpulan Data
Penga DiLapa
|
BAB
III
PERSIAPAN
DAN PELAKSANAAN SURVEI
A.
Persiapan Survei
Demi kelancaran dalam
pelaksanaan survey, perlu dilakukan persiapan yang matang. Sebelum pelaksanaan
survey, dilakukan survey pendahuluan terlebih dahulu, untuk menentukan
daerah-daerah yang akan disurvey. Selain itu juga dilaksanakan briefing yang di pimpin oleh Pimpinan
Proyek Survey untuk mengkoordinir tugas masing-masing personil meliputi
penentuan titik-titik survey maupun pelaksanaan teknis lain yang dianggap
perlu.
ü Peta Lokasi
Peta dibutuhkan untuk memudahkan kita mengetahui lokasi
yang akan kita survey. Hal ini bertujuan agar dapat ditentukan langsung dimana
titik-titik Survei berada eksisting sekitar daerah tersebut.
B.
Peralatan Survei
Adapun alat-alat
yang dibutuhkan dalam survey tata guna lahan ini, yaitu :
1. Alat
tulis, berfungsi
sebagai media pencatat data
2. Clipboard, berfungsi sebagai alas atau landasan untuk
menulis.
3. Kamera,
berfungsi mengambil gambar-gambar tentang kondisi tata guna lahan yang ada.
C.
Pelaksanaan Survei
Adapun pelaksanaan Survey tata guna lahan,
dilaksanakan pada:
Hari,Tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Waktu :
Pukul 08.00 – Selesai
Lokasi : Kecamatan Semarang Timur
D.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang saya lakukan dalam survey tata guna lahan ini yaitu
dengan data sekunder yang ada dan dengan data primer yang diperoleh di
lapangan.
1. Data Sekunder
Pengumpulan
data sekunder ini didapat dari instansi-instansi terkait yang secara langsung
maupun tidak langsung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan sangat
membantu dalam proses analisis data nantinya. Data sekunder yang didapat antara lain; Peta Wilayah Kecamatan Semarang Timur, Data Admisistrasi Kecamatan Semarang Timur, dll yang didapatkan dari Kantor Kecamatan
Semarang Timur dan Website Kota Semarang.
2. Data Primer
Data
primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan atau
survey langsung di lapangan mengenai kondisi tata guna lahan yang ada. Sebelum
melaksanakan pengumpulan data perlu adanya perencanaan mengenai hal-hal yang
harus dikerjakan mengenai lokasi, alat yang digunakan, materi, surveyor, cara
pengumpulan data, dan data yang dihasilkan.
BAB
IV
GAMBARAN
UMUM
A. Profil Daerah Studi
Kecamatan Semarang Timur merupakan salah satu kecamatann dari 16
Kecamatan di Kota Semarang, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan dan Kelurahan di Kota Semarang.
Kecamatan ini mempunyai luas 770, 28 Ha². Kecamatan Semarang Timur merupakan kecamatan yang cukup ramai.
Secara
geografis, Kecamatan Semarang Timur terletak di Kota Semarang dan memiliki batas-batas
Sebelah
Utara :
Kecamatan Semarang Utara
Sebelah
Selatan :
Kecamatan Semarang
Selatan
Sebelah
Barat :
Kecamatan Semarang Tengah
Sebelah
Timur :
Kecamatan Gayamsari
Penduduk
Kecamatan Semarang Timur saat
ini, berjumlah lebih kurang 72.668
(2019)
yang terdiri dari peduduk laki-laki 35.314 dan 37.354 penduduk
perempuan, kemudian jumlah Kepala Keluarga sekitar 25.335 kepala keluarga. Penduduk di Kecamatan ini mayoritas bekerja
sebagai wiraswasta.
Dengan rincian.
20.355 |
|
Aparatur
Pejabat Negara |
915 |
Tenaga
Pengajar |
435 |
Wiraswasta |
27.941 |
Pertanian
dan Peternakan |
1.507 |
Nelayan |
70 |
Agama
dan Kepercayaan |
54 |
Pelajar
dan Mahasiswa |
10.143 |
Tenaga
Kesehatan |
185 |
Pensiunan |
409 |
Pekerjaan
Lainnya |
10.654 |
B. Kondisi Tata Guna Lahan Kecamatan Semarang Timur
Pola Tata Guna Lahan di Kecamatan Semarang Timur terdiri
dari daerah perumahaan,
daerah perindustrian, daerah pendidikan, daerah transportasi, daerah perdagangan dan jasa, kesehatan, dan lain-lain.
Berikut ini mengenai tata guna lahan di
Kecamatan Semarang Timur.
C.
Updating
Data
Updating data dilakukan dengan cara
membandingkan langsung data sekunder dengan data primer dilapangan sehingga
didapat data terbaru mengenai tata guna lahan dan peruntukannya di wilayah
studi.
Dalam peta pola ruang yang saya dapat
dari bappeda kota Semarang, tidak terdapat tata guna lahan peruntukkan ruang
terbuka hijau, sehingga pada peta eksisting berikut saya beri tanda tata guna
lahan ruang terbuka hijau.
1.
Perumahan
Kecamatan ini terbagi dalam 10 Kelurahan. Wilayah pemukiman antara perumahan dengan
yang lainnya sangat berdekatan, karena itu sistem pemukimannya dalam kelompok pola tidak teratur. .Pemukiman
di wilayah Semarang Timur
berupa rumah-rumah yang padat penduduk
Perumahan Klungsu RT 04 RW 11
2.
Kesehatan
Kecamatan Semarang Timur telah
memiliki fasilitas dan prasarana kesehatan untuk
mengatasi keluhan dan juga membuka untuk persalinan bagi masyarakat sekitar. Antara lain 3
Puskesmas,dan 2 Rumah
Sakit.
Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum”
Rumah
Sakit Panti Wilasa “Dr. Cipto”
Gambaran
Beberapa Fasilitas Kesehatan di Semarang
Timur
3.
Perdagangan
dan Jasa
Wilayah
Perdagangan dan Jasa di Kecamatan
Semarang Timur tergolong tinggi berdasarkan data sekunder terdapat 1250 lebih perdagangan
dan jasa . Inilah
beberapa gambaran dari perdagangan dan jasa di wilayah Semarang Timur,
Pasar Rejomulyo
Pasar Ikan Rejomulyo
4.
Industri
Di Kecamatan
Semarang Timur terdapat kilang/ penampungan tangki TBBM Integrated
Terminal Semarang (TBBM Pengapon Semarang) BBM. keberadaan Instalasi Pengapon merupakan Depot BBM
yang memasok BBM masyarakat di wilayah Kota Semarang pada umumnya.
TBBM Pertamina Pengapon
Kilang
Minyak TBBM Pengapon
5.
Transportasi
Stasiun Kemijen (KME)
adalah stasiun kereta api nonaktif kelas II yang terletak di Kemijen, Semarang
Timur, Semarang. Letak stasiun ini berada di selatan Stasiun Semarang Gudang.
Stasiun ini dahulu dibangun oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij
(SJS). Namun, stasiun ini hanya bertahan
selama berberapa tahun, karena pada tahun 1914 dinonaktifkan seiring dengan
dibukanya jalur baru untuk segmen Jurnatan–Genuk yang awalnya melewati depan
Depot Minyak Pengapon. Setelah itu bangunan stasiun ini hanya dibiarkan
terbengkalai. setelah terendam rob stasiun ini tak bisa difungsikan dan menjadi
cagar budaya milik PT KAI.
Kawasan
Stasiun Kemijen
6.
Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Kecamatan Semarang Timur Dulunya merupakan lahan bekas Pasar Rejomulyo Lama
atau Pasar Kobong Semarang. RTH ini memiliki luas 2,5 hektare dan dibangun guna
memecah keramaian di pusat kota.
Taman Rejomulyo
7.
Pendidikan
Kecamatan Semarang Timur memiliki prasarana
pendidikan berupa 9 PAUD, 40 TK, 28 Sekolah Dasar Negeri, 11 Sekolah Menengah
Pertama, 13 Sekolah Menengah Umum dan 2 Universitas.
Universitas PGRI Semarang
Universitas Nasional Karangturi
8.
Olahraga
Terdapat
Fasilitas Umum di Kecamatan Semarang timur berupa stadion sepak bola dengan
lapangan yang telah berstandar FIFA. Stadion ini digunakan oleh PSIS sebagai
kandang alternatif, menanti selesainya renovasi Stadion Jatidiri. Stadion dapat
digunakan untuk masyarakat umum yang sekadar ingin bermain bola di Stadion
Citarum dengan menyewa per 2 jam.
Stadion Citarum
D. Transportasi Daerah Studi
a. Sarana Transportasi
Transportasi
di Kecamatan Semarang Timur telah
memadai karena terintegrasi dengan beberapa moda transportasi lain, yaitu bus
rapid transit (BRT), angkutan kota (angkot),dan Feeder.
Beberapa sarana transportasi berupa Bis Rapid Transit Koridor
2 dan Koridor 7, Feeder Rute 3 ,dan angkutan kota yang melewati Kecamatan Semarang Timur diantaranya C.1a, C.1b dan R.11B. Namun Karena situasi pandemi beberapa trayek angkot
mati yang diakibatkan oleh turunnya jumlah pengguna angkot secara drastis dan
merugi sehingga pemilik angkot memilih untuk berhenti beroperasi.
Bis Rapid Transit Trans Semarang
Feeder Trans Semarang
b. Prasarana Transportasi
Kondisi prasarana di Kecamatan Semarang Timur sangat baik karena
semua daerah jalannya telah diaspal maupun dicor, jalan tersebut merupakan jalan arteri dan kolektor
yang sering di lewati oleh kendaraan berat sehingga dibutuhkan jalan yang
memadai. Jalan di Kecamatan ini digolongkan jalan arteri dan kolektor, untuk jalan kolektor sendiri terlihat kondisinya
baik karena jalan tersebut merupakan jalan penghubung antar perkampungan dengan
pusat keramaian sehingga
pemerintah menyediakan fasilitas jalan yang baik bagi kendaraan yang melintasinya terutama untuk angkutan kota. Jadi, bisa dikatakan bahwasanya kondisi
prasarana di Kecamatan
Semarang Timur tergolong
baik sehingga kegiatan perekonomian masyarakat juga tergolong lancar.
BAB
V
ANALISA
DATA
A.
Analisa Kondisi Tata Guna Lahan di Kecamatan
Semarang Timur
Suatu wilayah
pasti memiliki sebuah sistem
dalam melaksanakan aktifitas pembangunannya. Termasuk dalam pembangunan secara
fisik yang dikenal sebagai sistem tata guna lahan. Perencanaan sistem tata guna
lahan yang baik, dapat meningkatkan hidup ataupun harga dari suatu wilayah serta dapat
mengurangi keperluan akan perjalanan yang panjang, sehingga membuat interaksi
lebih mudah. Apabila tata guna lahan
di manfaatkan sebaik mungkin, dapat menimbulkan
adanya tarikan. tarikan yang terjadi tersebut, dapat mempengaruhi
perkembangan wilayah tersebut, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Semarang Timur merupakan salah satu wilayah dengan pemanfaatan tata guna lahan yang cukup
luas dengan adanya tarikan yang terjadi karena sebagian wilayah ini merupakan wilayah
perdagangan dan jasa. Terdapat beberapa poin penting yang
didapatkan, antara lain :
·
Penataan
tata guna lahan yang sudah tertata dan transportasi yang
sudah memadai dan terintegrasi sehingga memiliki pola
tata guna lahan sudah teratur. Semarang
Timur memiliki pola tata guna lahan sebagai berikut
:
ü Pembangunan
kawasan rumah yang teratur
Perumahan
Klungsu
B. Analisa Bangkitan dan Tarikan Di Kecamatan Semarang Timur
Data Demografi Dispendukcapil Kota Semarang
· Tarikan
Dari Data Pekerjaan diatas mayoritas pekerjaan penduduk Kecamatan Semarang
Timur yaitu Wiraswasta, Tenaga Pengajar dan Pelajar/Mahasiswa sehingga muncul tarikan
terbesar berasal dari sekolahan, kawasan perdagangan dan jasa , industri,dan fasilitas
umum yang ada di wilayah ini.
· Bangkitan
Bangkitan di Kecamatan Semarang Timur berasal dari perumahan warga yang
mayoritas guna lahan di Kecamatan ini merupakan pemukiman.
C.
Masalah Tata Guna Lahan
1. Kecamatan Semarang Timur memiliki pertumbuhan paling
pesat yang berada di wilayah pesisir dataran rendah. Pertumbuhan yang tidak
terkendali menyebabkan bencana banjir di sejumlah titik saat musim hujan
datang.
2. Banjir dan rob tersebut diakibatkan dari Banjir Kanal
Timur yang berubah fungsi dari saluran irigasi menjadi saluran drainase yang
menampung dari aliran drainase kota, sendimentasi yang cukup tinggi sehingga
kapasitas alur sungainya menjadi berkurang, penyempitan bantaran sungai akibat
dari bangunan liar dari jembatan citarum sampai dengan jembatan kaligawe,
banyak terdapat utilitas berupa tiang listrik, kabel seluler, pipa gas/pdam
3. Kurangnya pemeliharaan guna lahan ruang terbuka hijau
menyebabkan guna lahan yang disediakan menjadi kumuh dan tidak bisa digunakan
sebagaimana fungsinya.
D.
Kelurahan |
|
1 |
Kemijen |
2 |
Kemijen 2 |
3 |
Mlatibaru |
4 |
Mlatiharjo |
5 |
Kebonagung |
6 |
Bugangan |
7 |
Rejosari |
8 |
Karangturi |
9 |
Karangtempel |
Kecamatan |
|
XI |
Semarang Utara |
XII |
Semarang Tengah |
XIII |
Semarang Selatan |
XIV |
Gayamsari |
·
Jenis pergerakan Lalu Lintas:
a.
Internal – Internal :
Penduduk Kelurahan Kemijen Berangkat Kerja menuju Pasar Ikan di Kelurahan Rejomulyo.
b.
Internal – Eksternal :
Truk Tangki yang memasok BBM dari Terminal BBM Pengapon menuju SPBU di Kecamatan
Gayamsari.
d.
Eksternal – Eksternal : Penduduk Kecamatan Gayamsari yang hendak menuju
ke Semarang Tengah dengan melewati Kecamatan Semarang Timur.
E. Perencanaan
Wilayah
Berdasarkan rencana RKPD Tahun 2020
perencanaan wilayah di Kecamatan Semarang Timur lebih fokus mengatasi banjir di daerah
timur dengan revitalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT) maka mampu menjadi
daya tarik dan meningkatkan nilai jual di kawasan Semarang Timur sehingga dapat
menjadi kawasan tarikan baru. Namun anggaran dana untuk pekerjaan umum tahun
2020 ini menurun sehingga beberapa rencana pembangunan belum dapat
direalisasikan.
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Data
primer yang didapat,
dibandingkan dengan data
sekunder yang diberikan. Secara
umum, hanya mengalami sedikit
perubahan pada pola tata guna lahan yang ada.
1. Perubahan bentuk penggunaan lahan yang terjadi di
Kecamatan Semarang Timur terjadi dalam bentuk penggunaan lahan perdagangan dan
jasa ke bentuk lahan ruang terbuka hijau dan fasilitas umum. Luas lahan yang
berubah bersifat pengurangan ,perubahan penggunaan lahan yang berkurang adalah
penggunaan lahan perdagangan jasa,dan penggunaan lahan perumahan. Yang menjadi
daerah tujuan bermukim penduduk pendatang adalah kelurahan kebonagung dan
kemijen.
2. Dalam
Penelitian ini menduga ada faktor yang mempengaruhi perubahan lahan yaitu
pertambahan penduduk, jarak tiap kelurahan dengan pusat sarana, penduduk
pendatang. Karena dari
hasil analisis menunjukkan
bahwa adanya peningkatan
jumlah penduduk dan jarak tiap
kelurahan yang padat
sehingga dibutuhkan guna lahan ruang terbuka hijau untuk
memecah keramaian di pusat kota.
3. Kondisi
sarana dan prasarana yang menunjang perkembangan tata guna lahan di Semarang Timur seperti Trans Semarang, Angkot,dan Feeder yang terintegrasi dan
ditunjang oleh kondisi jalan sangat baik.
4. Kawasan industri di TBBM Pengapon dan Kawasan Perdagangan
dan Jasa di Jalan Pengapon menjadi tarikan yang paling kuat di Semarang Timur.
5. Pengembangan lahan di Kecamatan Semarang Timur
tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi,
sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila tidak melayani
kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan. Pola jaringan jalan juga dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan. Jaringan jalan
yang direncanakan secara tepat akan
merupakan pengatur lalu lintas yang baik
memiliki dampak yang cukup signifikan pada perkembangan penggunaan lahan
di Kecamatan Semarang Timur.
“Perkembangan suatu daerah
dipengaruhi oleh perkembangan transportasinya. Sementara perkembangan
transportasi mempengaruhi nilai tanah dan perubahan guna lahan.”
6. Tata guna lahan memberikan aksesibilitas dalam kegiatan
transportasi, sedangkan transportasi menjadikan tata guna lahan yang ada
sebagai tarikan bagi masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengemukakan saran, untuk meningkatkan pemeliharaan ruang terbuka hijau dan mengajak masyarakat untuk menjaga prasarana yang ada dan memperhatikan lingkungan hidup, agar nyaman digunakan. Perlunya upaya preventif/mitigasi, seperti pengaturan penggunaan lahan yang menjamin bahwa masyarakat tidak membangun didaerah rawan, atau pengaturan land use yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, pembangunan dam atau tanggul dan dilakukan normalisasi Banjir Kanal Timur untuk mengontrol banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar